-
Siapa Kami
Siapa KamiOrganisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) adalah bagian dari Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan semua. IOM telah hadir di Indonesia sejak 1979.
Tentang
Tentang
IOM Global
IOM Global
-
Kerja kami
Kerja KamiSebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur, IOM memainkan peran kunci untuk mendukung pencapaian Agenda 2030 melalui berbagai bidang intervensi yang menghubungkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, IOM mendukung para migran melalui berbagai kegiatan pemukiman kembali, dukungan dan pelindungan.
Apa yang kami lakukan
Apa yang kami lakukan
Cross-cutting (Global)
Cross-cutting (Global)
- Data dan sumber informasi
- Ambil Aksi
- 2030 Agenda
Menghubungkan Para Migrantpreneur melalui Networking Event
IOM Indonesia, bekerja sama dengan Rumah Perempuan Migran (RPM) sebagai mitra pelaksana, telah menyelenggarakan acara "Empowerment Summit: A Migrantpreneurs Connection Day" di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 30 Mei 2024, yang dihadiri oleh sekitar 174 peserta dari berbagai pemangku kepentingan serta purna pekerja migran dan keluarganya. Summit ini bertujuan untuk mengakui dan menghargai purna pekerja migran dan keluarga mereka yang telah diberdayakan secara ekonomi melalui program Migrant Catalyst Initiative. Inisiatif ini memfasilitasi jejaring para peserta, serta memperkenalkan sebuah aplikasi ponsel keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Acara dimulai dengan pertunjukan "Gandrung", yaitu tarian tradisional dari Suku Sasak, Pulau Lombok, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan., Mega Nisfa Makhroja, Direktur RPM, memaparkan kemajuan program terkini serta mengungkapkannya. "Program ini tidak berakhir di sini; sebaliknya, kami mencari dukungan untuk memastikan keberlanjutannya dan memungkinkan ekspansi di masa depan," kata Mega. Prof. Akmaluddin, ST., MSc (Eng)., PhD, Wakil Rektor IV Universitas Mataram, menegaskan komitmennya untuk mendukung inisiatif ini. "Acara ini adalah aspek fundamental dari Tri Dharma perguruan tinggi, khususnya fokus pada pelayanan masyarakat," ujarnya.
Mengingat Nusa Tenggara Barat menyumbang sekitar 12,35% (33.949 dari 274.965) dari penempatan pekerja migran Indonesia (BP2MI, 2023), I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat, turut mengakui kontribusi migrasi prosedural terhadap pembangunan di provinsi tersebut. "Persoalan pekerja migran itu tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah provinsi NTB, baik karena terbatasnya anggaran, SDM, dan akses lain untuk pemberdayaan. Oleh karena itu kami menyambut baik program dari IOM dan stakeholder terkait yaitu pemberdayaan sosial ekonomi pekerja migran," jelasnya.
Teresa Retno Arsanti selaku Project Assistant II Unit Migration Policy and Data IOM, mengapresiasi para purna pekerja migran dan keluarganya karena telah aktif berpartisipasi dalam berbagai inisiatif pemberdayaan. "Inisiatif ini dapat menjadi proyek percontohan tidak hanya di provinsi Nusa Tenggara Barat tetapi juga di daerah lainnya," kata Teresa. IOM melaksanakan program Migrant Catalyst Initiative, yang terdiri dari tiga komponen utama: Inkubasi Bisnis UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), Dana Investasi Berdampak (Impact Investment Fund), dan pengembangan aplikasi keuangan migran untuk literasi keuangan.
Inkubasi Bisnis UMKM menawarkan dukungan holistik untuk pengembangan dan pertumbuhan UMKM kepada 54 purna pekerja migran dan/atau keluarga mereka, sedangkan Dana Investasi Berdampak menyediakan akses ke sumber daya keuangan bagi 12 purna pekerja migran dan/atau keluarga mereka yang memenuhi syarat. Selain itu, aplikasi keuangan migran bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dari setidaknya 100 pengguna.
Inisiatif ini, yang dikembangkan melalui tiga Pertemuan Kelompok Kerja (Working Group Meetings), mendapat dukungan dari setidaknya 7 lembaga pemerintah lokal dan 1 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Inisiatif ini juga menggarisbawahi komitmen IOM untuk memajukan tujuan-tujuan Kesepakatan Global mengenai Migrasi (KGM) atau Global Compact for Migration (GCM), yang bertujuan untuk memfasilitasi migrasi yang aman, tertib, teratur.
Inisiatif percontohan pembiayaan inovatif adalah bagian dari program bersama tentang Tata Kelola Migrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia yang didanai oleh Migration Multi-Partner Trust Fund (MMPTF) dengan tujuan menutup kesenjangan pembiayaan dan memaksimalkan potensi migrasi di tingkat sub-nasional.