-
Siapa Kami
Siapa KamiOrganisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) adalah bagian dari Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan semua. IOM telah hadir di Indonesia sejak 1979.
Tentang
Tentang
IOM Global
IOM Global
-
Kerja kami
Kerja KamiSebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur, IOM memainkan peran kunci untuk mendukung pencapaian Agenda 2030 melalui berbagai bidang intervensi yang menghubungkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, IOM mendukung para migran melalui berbagai kegiatan pemukiman kembali, dukungan dan pelindungan.
Apa yang kami lakukan
Apa yang kami lakukan
Cross-cutting (Global)
Cross-cutting (Global)
- Data dan sumber informasi
- Ambil Aksi
- 2030 Agenda
Memberdayakan Purna Migran di Wonosobo melalui Peengembangan Ekonomi Daerah dan Inisiatif Pencegahan Stunting
International Organization for Migration (IOM), bekerjasama dengan mitra pelaksanaannya Semut Nusantara, telah melaksanakan beberapa inisiatif percontohan untuk memberdayakan purna pekerja migran di Kabupaten Wonosobo, salah satu daerah pengirim migran di Indonesia. Inisiatif-inisiatif ini difokuskan pada pemberdayaan ekonomi dan pemeriksaan kesehatan para purna pekerja migran dan keluarga mereka.
Inisiatif pertama, yaitu Desa Migran Sejahtera bertujuan untuk memberdayakan komunitas migran dengan mendirikan badan usaha milik desa di tiga desa: Desa Plobangan, Desa Lipursari, dan Desa Gunturmadu. Desa Plobangan dan Lipursari memberdayakan komunitas sekitar dan meningkatkan potensi desa mereka melalui pariwisata. Desa Plobangan berfokus pada pariwisata budaya yang berpusat di sekitar makam Ki Ageng Wonosobo, pendiri Kabupaten Wonosobo, sementara Desa Lipursari mengembangkan Pariwisata Pendidikan (edutourism) yang memungkinkan wisatawan untuk belajar membuat batik, bertani, maupun beternak ikan. Untuk mendukung inisiatif-inisiatif ini, IOM melibatkan pemangku kepentingan pariwisata setempat, yang meliputi hotel-hotel, agen wisata, dan organisasi masyarakat lainnya. Serangkaian tur ke kedua desa tersebut juga diadakan pada tanggal 28-29 Mei untuk memperkenalkan potensi atraksi-atraksi wisata ini kepada para pelaku pariwisata.
Di Desa Gunturmadu, upaya difokuskan untuk mengeksplorasi potensi pertanian dan produksi bubuk penyedap instan yang terbuat dari daun bawang kering untuk Tempe Kemul, hidangan tradisional berupa kedelai fermentasi yang digoreng.
Inisiatif kedua berfokus pada program pencegahan stunting di tiga desa: Desa Rogojati, Desa Kwadugan, dan Desa Sindupaten. Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana untuk program nasional pencegahan dan eradikasi stunting melalui dana desa. IOM mendukung upaya ini dengan meningkatkan kapasitas otoritas desa, tenaga kesehatan masyarakat, asosiasi perempuan, dan kader pembangunan manusia. Selain itu, IOM juga melakukan beberapa sesi sosialisasi tentang pencegahan pernikahan usia dini untuk remaja perempuan serta menawarkan tes hemoglobin gratis, bekerja sama dengan Puskesmas setempat.
“Banyak orang tidak menyadari hubungan antara migrasi dan stunting. Melalui inisiatif ini, kami bertujuan untuk memperkuat perencanaan pemerintah dalam pencegahan stunting sekaligus meningkatkan mata pencaharian masyarakat, memastikan bahwa migrasi tetap menjadi pilihan yang layak, bukan keharusan,” ujar Diah Zahara, National Programme Officer IOM.
Didukung oleh Migration Multi-Partner Trust Fund (MMPTF), kedua inisiatif ini secara langsung memberdayakan 237 purna pekerja migran dan keluarga mereka di enam desa. Inisiatif ini menegaskan komitmen IOM untuk memajukan tujuan-tujuan Kesepakatan Global mengenai MigrasI (KGM) atau Global Compact for Migration (GCM), yang bertujuan untuk memfasilitasi migrasi yang aman, tertib, teratur.