-
Siapa Kami
Siapa KamiOrganisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) adalah bagian dari Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan semua. IOM telah hadir di Indonesia sejak 1979.
Tentang
Tentang
IOM Global
IOM Global
-
Kerja kami
Kerja KamiSebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur, IOM memainkan peran kunci untuk mendukung pencapaian Agenda 2030 melalui berbagai bidang intervensi yang menghubungkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, IOM mendukung para migran melalui berbagai kegiatan pemukiman kembali, dukungan dan pelindungan.
Apa yang kami lakukan
Apa yang kami lakukan
Cross-cutting (Global)
Cross-cutting (Global)
- Data dan sumber informasi
- Ambil Aksi
- 2030 Agenda
KOICA dan IOM bermitra untuk mengatasi dampak COVID-19 pada pekerja migran Indonesia dan memperkuat upaya mitigasi di berbagai Pintu Masuk di Indonesia
Jakarta – Melalui dukungan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA), IOM meluncurkan program kegiatan multi-sektor baru untuk mendukung upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam mengatasi dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 terhadap pekerja migran Indonesia (PMI), dan keluarga mereka, serta untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan di berbagai pintu masuk di wilayah Indonesia.
Program kegiatan ini merupakan bagian dari mekanisme respons KOICA yang bertajuk Program Agenda Membangun Ketahanan terhadap COVID-19 melalui Kerja Sama Pembangunan, atau Program ABC (Agenda for Building Resilience against COVID-19 through Development Cooperation). Dalam pelaksanaannya, KOICA dan IOM akan bermitra dengan Badan Nasional Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan mitra pemerintah lainnya untuk memberikan bantuan di lokasi transit bagi PMI yang kembali dan untuk membantu keluarga PMI yang terdampak melalui penyaluran bantuan pemberdayaan ekonomi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Selain itu, dukungan teknis kepada pemerintah daerah juga akan diberikan dalam memastikan agar respons pandemi di tingkat daerah turut mencakup pekerja migran.
PMI dan keluarganya telah menghadapi kesulitan besar selama pandemi, termasuk di antaranya kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan untuk pergi bekerja ke luar negeri, serta adanya stigma yang mereka hadapi baik di luar maupun di dalam negeri.
Survei IOM terhadap pekerja migran Indonesia yang kembali ke tanah air selama masa pandemi menunjukan bahwa lebih dari 70% menganggur sepulangnya mereka ke Indonesia.
Hoejin Jeong, Country Director untuk KOICA Indonesia, menyampaikan harapan tulusnya akan manfaat yang dapat dihasilkan melalui Program ABC.
“Sejalan dengan dukungan kami di tahun 2020, Program ABC dari KOICA menekankan pada upaya peningkatan kapasitas testing COVID-19 serta penyaluran bantuan darurat yang berkelanjutan. Dengan kemitraan yang kuat antara KOICA dan IOM, kami sangat berharap dapat membantu kelompok rentan seperti para migran yang seringkali terabaikan dan memastikan keselamatan jiwa, tersedianya respons untuk meningkatkan mata pencaharian, serta meningkatkan kapasitas pemulihan dari pandemi di tengah munculnya varian virus delta dan situasi COVID-19 yang semakin mencekam." kata Hoejin.
Louis Hoffmann, Kepala Misi IOM Indonesia, menekankan bagaimana mobilitas merupakan elemen penting untuk juga dimasukan ke dalam upaya respons dan pemulihan COVID-19 yang lebih luas.
“Pandemi COVID-19 saat ini tetap merupakan sebuah isu kesehatan. Namun demikian, keadaan ini juga membawa dampak yang luas terhadap mobilitas. Sistem imigrasi dan perbatasan secara signifikan mempengaruhi keadaan semua orang yang melakukan perpindahan, termasuk para pekerja Indonesia yang bermigrasi untuk bekerja demi meningkatkan keterampilan mereka dan mengirimkan remitansi kepada anggota keluarganya. Rencana respons dan pemulihan COVID-19 kita harus memprioritaskan aspek kesehatan di berbagai titik utama sepanjang perjalanan migrasi, sehingga mobilitas atau perpindahan dapat tetap terlaksana dengan aman dan tertib,” tambah Hoffmann.
Program kegiatan baru yang didanai oleh KOICA ini juga akan meningkatkan kapasitas petugas garda depan di bandara, pelabuhan, dan daerah lintas batas di Indonesia, termasuk melalui penguatan pelaksanaan protokol COVID-19 dan kapasitas pendeteksian COVID-19 di berbagai pintu masuk.
Penularan COVID-19 di Indonesia terus meningkat, terutama setelah musim libur perayaan Idul Fitri pada Mei 2021 dan munculnya penyebaran varian virus Delta, dengan jumlah kasus terdeteksi yang mulai meningkat pada akhir Juni 2021.
Tentang KOICA
Mandat KOICA adalah untuk berkontribusi pada kemajuan kerjasama internasional melalui berbagai proyek yang membangun hubungan persahabatan dan kolaboratif dan pertukaran timbal balik antara Korea dan negara-negara berkembang, serta mendukung pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang. Untuk mengetahui lebih lanjut, kunjungi: www.koica.go.kr
Tentang IOM
Didirikan pada tahun 1951, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) – Badan Migrasi PBB – merupakan organisasi antar pemerintah yang terdepan dan berdedikasi untuk mempromosikan migrasi yang berperikemanusiaan dan teratur, yang bermanfaat bagi semua. IOM melakukannya dengan meningkatkan pemahaman tentang isu migrasi, membantu pemerintah dalam menangani tantangan migrasi, mendorong pembangunan sosial dan ekonomi melalui migrasi, dan menegakkan martabat serta kesejahteraan migran, keluarga, dan komunitasnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang IOM di Indonesia, kunjungi https://indonesia.iom.int/
Kontak Media
IOM: National Media and Communications Officer, Ariani H Soejoeti, asoejoeti@iom.int
KOICA Indonesia Office: ODA Program Officer, Sunyoung Lee, sunhailey89@koica.go.kr