-
Siapa Kami
Siapa KamiOrganisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) adalah bagian dari Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan semua. IOM telah hadir di Indonesia sejak 1979.
Tentang
Tentang
IOM Global
IOM Global
-
Kerja kami
Kerja KamiSebagai organisasi antar-pemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang manusiawi dan teratur, IOM memainkan peran kunci untuk mendukung pencapaian Agenda 2030 melalui berbagai bidang intervensi yang menghubungkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, IOM mendukung para migran melalui berbagai kegiatan pemukiman kembali, dukungan dan pelindungan.
Apa yang kami lakukan
Apa yang kami lakukan
Cross-cutting (Global)
Cross-cutting (Global)
- Data dan sumber informasi
- Ambil Aksi
- 2030 Agenda
IOM dan Kementerian Luar Negeri Meningkatan Kesadaran Bermigrasi Aman dan Bahaya Online Scam di Universitas Brawijaya
Salah satu usaha dalam mempromosikan Kesepakatan Global Mengenai Migrasi (KGM) atau Global Compact for Migration (GCM) telah sampai di Kota Malang. Sebagai negara jawara KGM, Indonesia berkomitmen terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak migran untuk mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur. Dalam rangka memajukan komitmen tersebut, Kementerian Luar Negeri bersama dengan International Organization for Migration (IOM) menyelenggarakan acara “Dialog Pemuda: Mengupas Kesepakatan Global mengenai Migrasi (KGM)” di Universitas Brawijaya (UB) pada Senin, 10 Juni 2024. Dialog ini dihadiri oleh 211 peserta, mulai dari dari mahasiswa setempat hingga organisasi masyarakat sipil.
“Daya tarik akan peluang yang lebih baik di luar negeri tidak dapat disangkal. Migrasi hanya dapat memberikan manfaat jika dikelola dengan baik dan dilakukan dengan aman, tertib, dan teratur,” ucap Jeffrey Labovitz, Kepala Misi IOM Indonesia dalam sambutannya.
Prof. Anang Sujoko menambahkan, “Dialog ini sangat penting untuk dapat melihat pentingnya kontribusi mahasiswa dan pemuda dalam memahami konteks-konteks migrasi dan interaksi antar negara. Mengupas KGM menjadi hal yang penting untuk dapat memiliki pemahaman yang sama terhadap poin-poin utama migrasi,” ungkapnya.
Dialog ini menghadirkan lima pembicara utama, antara lain Penny Dewi Herasati dari Kemlu yang memberikan gambaran umum mengenai KGM dan implementasinya di Indonesia; Diah Zahara dari IOM Indonesia yang mendalami sejarah, prinsip, dan tujuan KGM; Mochammad Yekti Pracoyo dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang yang berbagi wawasan mengenai praktik terbaik dan keberhasilan penerapan KGM di tingkat daerah; Henny Rosalinda, dosen dari Departemen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, yang memberikan pandangan bagaimana memperkuat perlindungan bagi pekerja migran perempuan Indonesia; dan Tony Wibawa dari Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri yang membahas isu online scam serta langkah-langkah pencegahannya.
Penny menekankan pentingnya peran akademisi dalam penerapan KGM. “Untuk melakukan penelitian dalam pembahasan dan perumusan kebijakan migrasi, mengawasi pelaksanaan kebijakan migrasi oleh pemerintah, dan mengurangi potensi migrasi tidak aman di masyarakat sebagai agen perubahan serta mendukung implementasi UU No 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia beserta aturan daerah turunannya,” katanya.
Dialog kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film pendek dari IOM dan Kementerian Luar Negeri berjudul “Through the Screen”, yang menceritakan kisah nyata tindak pidana perdagangan orang dalam industry online scam. IOM senantiasa memimpin dalam mempromosikan dan mendukung implementasi KGM oleh Pemerintah Indonesia. Sejumlah partisipan juga memenangkan hadiah dari sesi kuis setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Dialog dan KGM.
Dialog ini merupakan bagian dari program bersama “Tata Kelola Migrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”, yang didanai oleh Migration Multi-Partner Trust Fund. Dialog ini bertujuan untuk mensosialisasikan implementasi KGM kepada mahasiswa dan masyarakat serta praktik terbaik dalam tata kelola migrasi di tingkat daerah.