Berita
Local

IOM Berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk Mempromosikan Kesepakatan Global mengenai Migrasi dan Meningkatkan Kesadaran akan Online scam di Universitas Mataram

Sebagai negara jawara Kesepakatan Global mengenai Migrasi atau Global Compact for Migration (GCM), Indonesia berkomitmen terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak migran untuk mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur. Sebagai perwujudan komitmen tersebut, Kementerian Luar Negeri bersama Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyelenggarakan “Youth Dialogue: Unpacking the Global Compact for Migration” yang diselenggarakan di Universitas Mataram (UNRAM). Dialog tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan GCM kepada mahasiswa dan masyarakat untuk berbagi mengenai implementasi GCM di Indonesia dan praktik terbaik dalam tata kelola migrasi. Didanai oleh Migration Multi-Partner Trust Fund melalui program bersama “Migration Governance for Sustainable Development in Indonesia”, dialog ini dihadiri oleh 155 peserta dari kalangan masyarakat dengan mayoritas mahasiswa.

Acara dilaksanakan di Gedung Dome Universitas Mataram (UNRAM) dan dibuka oleh Penny Dewi Herasati, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kementerian Luar Negeri; Zena Van Bemmel-Faulkner, Programme Officer IOM yang mewakili Chief of Mission, dan Prof. Dr. Muhammad Sood, SH., MH., Kepala Program Studi Hubungan Internasional UNRAM.

“Daya tarik akan peluang yang lebih baik di luar negeri tidak dapat disangkal. Migrasi hanya dapat memberikan manfaat jika dikelola dengan baik dan dilakukan dengan aman, tertib, dan teratur,” kata Zena dalam sambutannya.

Diskusi panel menghadirkan lima pembicara terkemuka antara lain Ibu Penny Dewi Herasati yang memberikan gambaran umum mengenai GCM dan implementasinya di Indonesia; Ibu Diah Zahara dari IOM Indonesia yang mendalami sejarah, prinsip, dan tujuan GCM; Bapak Ahmad Wardi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berbagi wawasan mengenai praktik terbaik dan keberhasilan penerapan GCM di tingkat daerah; Ibu Annisa Pratiwi Iskandar dari Rumah Perempuan Migran yang juga mitra pelaksana IOM, yang memaparkan program Inisiatif Pembiayaan Inovatif di Lombok Barat, dan Ibu Rina Komaria dari Kementerian Luar Negeri yang membahas kasus online scam dan langkah-langkah pencegahannya.

“Untuk memastikan migrasi dilakukan dengan aman, tertib, dan teratur, kami mendorong seluruh warga negara khususnya calon Pekerja Migran Indonesia untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai pasar tenaga kerja di luar negeri dari sumber terpercaya seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota/Kabupaten, BP2MI, atau LTSA,” kata Ahmad War di saat diskusi panel.

Setelah para pembicara menyampaikan topiknya, dilakukan sesi tanya jawab untuk membuka diskusi dengan para peserta. Penny Dewi Herasati dalam salah satu jawabannya saat diskusi mengatakan, “Migrasi merupakan pilihan, yang didorong oleh kebutuhan individu untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan. Bagi mereka yang memilih untuk bermigrasi, diperlukan keterampilan dan sumber daya untuk berhasil dalam proses migrasi. Pemerintah berperan untuk memastikan migrasi dilakukan secara aman, tertib, dan teratur serta memberikan perlindungan yang diperlukan bagi para migran dan keluarganya”.

Beberapa peserta mendapatkan hadiah dari sesi kuis setelah menjawab pertanyaan seputar diskusi yang dilakukan dan GCM. Acara diakhiri dengan pemutaran film pendek IOM dan Kementerian Luar Negeri “Through the Screen” yang menceritakan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pada industri online scam yang berdasarkan kisah nyata. IOM terus menjadi yang terdepan dalam mempromosikan dan mendukung implementasi GCM oleh pemerintah.

“Profil korban online scam saat ini menyasar generasi muda berusia 18-35 tahun dengan latar belakang pendidikan tinggi, digital native, dan mereka yang ingin bekerja di luar negeri demi gengsi. Kita semua harus mewaspadai risiko yang ditimbulkannya bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita,” kata Rina Komaria.

Melalui acara sosialisasi ini diharapkan dapat mendorong terciptanya migrasi yang aman, tertib, dan teratur dengan menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat luas khususnya melalui mahasiswa sebagai agen perubahan. Setiap orang mempunyai peran penting sebagai jawara dalam mempromosikan migrasi yang aman, tertib, dan teratur. Mari menjadikan migrasi bermanfaat bagi semua.